December 13, 2011

Situ Gintung Riwayatmu Kini #2

Selasa, 13 Desember 2011 Saya kembali mengunjungi Situ Gintung di wilayah Tangerang Selatan. Ingin melihat rupanya yang seharusnya rupawan setelah beberapa bulan berlalu. Indah atau menyedihkan? beda-beda tipis. Kawasan tersebut telah selesai direnovasi dan tanggul sudah kembali berfungsi sebagaimana mestinya. Saya meniti langkah dari jalanan baru dekat kampus STIE Ahmad Dahlan, pertama kali mata ini melihat, hati menjadi tertoreh. Sampah berserakan dimana-mana. Ilalang tumbuh tidak terawat di sepanjang jalan. Di dalam saluran aliran air juga banyak dihuni oleh sampah dan ilalang. Padahal papan peringatan sudah dipasang dengan anggun tetapi tidak diindahkan.

-Papan larangan yang tidak diindahkan-

-Aliran air dari tanggul situ Gintung-

Gambar di atas merupakan aliran air dari tanggul, jika ketinggian air sudah melampui batas maka pintu tanggul akan dibuka dan dialiri ke selokan besar tersebut. Saat ini karena tidak diisi air maka selokan itu dihuni oleh sampah-sampah dan tanaman liar. Di sepanjang jalan juga tanaman ilalang liar tumbuh menjalar dengan ketinggian yang tidak wajar, tampaknya akan lebih indah jika ditanami oleh bunga-bunga cantik.

-Ilalalang besar dipelihara sepanjang jalanan menuju tanggul-

Ada apa dengan warga kita? Kenapa ya susah sekali membuang sampah di tempat yang sudah disediakan. Memangnya kita akan rugi jika melakukan itu? Justru pahala yang akan kita dapatkan. Sesuai dengan hadits Nabi "kebersihan adalah sebagian dari iman". Sampah yang ditemukan tidak hanya sekedar sampah biasa, seperti kantong kresek dan bungkus bekas makanan ringan tetapi "barang-barang kebutuhan" lainnya. (Nanti akan saya bahas di tulisan lanjutannya).

-Hasil camping pengunjung-

-Peninggalan dari pengunjung-

Tidak hanya itu, tembok-tembok pembatas, jalanan dan batu-batu di sekitar tanggul habis dijadikan ajang adu kreatifitas oleh beberapa oknum. Sperti membuat tulisan-tulsan "Siti Love Nugie Forever", "Oblak Thamrind", "11.11.11" dan sebagainya. Memangnya tulisan kalian itu maksudnya apa? apakah ada filosofinya? memperindah lingkungan? atau sebagai pertanda bahwa kalian pernah berada di situ? Tidakkah kalian berfikir kalau tulisan itu membuat pengunjung lainnya sakit mata? Ini namanya kreativitas yang tidak pada tempatnya, dik.

-Hasil tulisan tangan jahil dan tidak bertanggungjawab-

Beralih dari masalah kebersihan yang tidak akan pernah selesai dibahas, sejak beberapa bulan yang lalu tanggul besar itu telah menampung air hujan dan sudah kembali menjadi danau yang cukup indah. Kenapa cukup indah? karena kawasan tersebut menurut Saya pribadi kurang dieksplorasi secara maksimal dan juga tidak digunakan untuk sebagaimana mestinya.

Tetapi secara garis besar Situ Gintung merupakan kawasan yang indah apalagi jika dirawat oleh ahlinya tata kota.

-Landscape danau Situ Gintung

-Pemandangan dari atas tanggul Situ Gintung-

-Jalan ini biasa digunakan untuk bersepeda atau lari pagi oleh warga-

-Kawasan ini juga cukup nyaman untuk dijadikan tempat olahraga pada pagi hari-


-Landscape danau dari atas-


-Jembatan di atas tanggul-

Akibat peristiwa jebolnya tanggul beberapa tahun silam, dibangunlah monumen peringatan tragedi Situ Gintung. Sayang sekali sampai sekarang Saya belum tahu pasti apa nama monumen itu, karena plat nama monumen sudah habis dicoreti dan diduduki oleh pengunjung.

-Monumen Situ Gintung, sampai sekarang saya tidak tahu namanya apa, karena plat nama habis dicoret-coret dan diduduki-



Tentu saja kawasan ini perlu diawasi perkembangannya, sperti rutin dilakukan pengukuran terjadap kemiringan tanah, kedalaman air, kebersihan dan sebagainya. Saya pribadi berharap perawatan dan pengcekan ini dilakukan secara berkala agar tragedi maha dahsyat kemarin bisa kami hindari.

-Pekerja sedang mengukur kemiringan tanah, menurut sumber sebagian lahan tanah sudah mulai turun-

-Tanggul besar dan kokoh ini semoga bisa selalu melindungi kami-

Jika sudah sore hari disewakan delman untuk pengunjung yang ingin berjalan-jalan melihat sekeliling tanpa capek dan juga merasakan sejuknya semilir angin pada sore hari.

-
-Setiap sore hari disediakan delman untuk berjalan-jalan, semoga saja mereka bertanggung jawab dengan kotoran kudanya-


Di dekat kawasan Situ terdapat sebuah masjid yang cukup besar, kabarnya masjid ini memang berdiri kokoh saat tragedi terjadi. Banyak sekali masyarakat yang takjub, saya sendiri memercayai jika ini kuasa Allah SWT. Tetapi jangan dilupakan juga dari segi ilmiahnya. Masjid biasanya digunakan dengan tiang kokoh, jendela-jendela yang besar ndan pondasi yang kuat. Karena jarang sekali kan ada orang yang berani menyabotase biaya pembangunan masjid, jadi kemungkinan memang bahan material terbaik yang digunakan.

-Masjid yang bertahan-


Sayangnya banyak kabar beredar bahwa tempat itu kembali dijadikan sebagai ajang kontak jodoh dan curiganya mereka suka melakukan perbuatan yang tidak senonoh, cerita dari seorang narasumber, sebut saja namanya Matahari seorang pengelola Setu. Saya sendiri memang pernah melewati kawasan tersebut sekitar jam 20.00 WIB dan memamng banyak melihat anak-anak menongkrong di tempat remang-remang.

Semoga saja pemerintah terkait dapat mengantisipasi masalah kecil ini dan bisa mengeksplor Situ Gintung menjadi kawasan hijau, tempat rekreasi bagi keluarga ataupun tempat outbond dan olahraga.
Share:

0 comments :

Post a Comment