September 9, 2016

Hidup itu (masih) Pilihan #3

Halo,

Apakah masih ada yang suka mengunjungi blog ini? Jika ada terima kasih ya :)
Sudah hampir tiga tahun tidak ada tulisan atau foto apapun yang dipost di blog. Faktor malas, tidak menyempatkan ada waktu, tidak ada inspirasi menjadi kambing hitam penulis. Ada beberapa tulisan yang saat ini hanya mempercantik folder draft saja. Akhirnya bukan karena faktor rajin ataupun waktu, gw memutuskan untuk menambah isi blog yang bisa dikatakan mendekati jelek saja belum. hehe

Masih ingin membahas tentang kehidupan, karena jika ingin membahas tentang kematian gw belum pernah melaluinya. Inspirasi tulisan berikut datang dari tulisan sebelumnya dan tulisan lainnya. Ingin melakukan semacam napak tilas, evaluasi diri dan menilai (bukan menghakimi). Setelah membaca tulisan lama itu, terbersitlah pikiran "what if". Jika pilihan gw saat itu jatuh ke si A atau B akan seperti apa ya hidup gw sekarang? Bagaimana kalau akan lebih baik, lebih menyenangkan, lebih tepat dan lebih-lebih lainnya atau pun malah semakin lebih buruk.

Berbicara tentang pilihan dalam pekerjaan, saat ini gw bekerja di perusahaan yang begerak di bidang engineering consultant milik asing. Tepatnya gw ditempatkan di sebuah proyek pembangunan container terminal berlokasi di Utara-nya Jakarta. Sudah hampir empat tahun gw bekerja di sana. Pekerjaan yang tidak pernah terbersit sama sekali di pikiran, bahkan gw tidak punya pengalaman sama sekali di bidang tersebut. Tidak nyambung dengan jurusan kuliah dulu. Tapi ya begitulah segala sesuatunya dapat dipelajari asal ada kemauan.

Tentang pekerjaan ini, hmm bagaimana ya menceritakannya, gw pribadi menilainya biasa-biasa saja. Paper work, seharian di depan komputer, jauh berbeda dengan gw yang menyukai tantangan dan sesuatu yang berhubungan dengan mobilitas. Tapi ya sudah dijalani saja sambil bersyukur (menyukuri diri sendiri lebih tepatnya :p ).


Sekitar dua tahun pertama bekerja gw dipertemukan dengan pilihan yang cukup berat, dan kali ini penyesalan itu ada karena pilihan yang telah dibuat. Saat itu gw berkesempatan untuk bekerja di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Istilahnya tinggal tanda tangan kontrak saja dan resmi lah gw bekerja di media, seperti mimpi saat kuliah. Namun gw akui kebodohan saat itu, bukannya tanda tangan di kontrak perusahaan baru malah memutuskan memperpanjang kontrak di perusahaan saat ini.

Tidak usah dijabarkan bagaimana kronologi rincinya, rasanya otak ini terlalu malas mengingat kebodohan tersebut. Pertimbangan yang tidakmasuk akal dijadikan dasarnya. Saat ini yang bisa gw lakukan hanya berandai-andai apa yang akan terjadi jika saat itu gw melakukan pilihan yang berbeda. Gw lupa... sangat lupa, kalau proyek ini ada "umur" nya. Saat itu terasa umurnya masih lama dan juga masih banyak waktu untuk mencari pilihan yang lain, tetapi ternyata yang lama saat itu, sudah menjadi dekat saat ini. Tidak tahu setelah proyek ini selesai akan bagaimana, apakah pindah ke proyek lain? atau perusahaan lain? atau... ahh mana mungkin jika selamanya gw harus kerja pindah-pindah dari satu proyek ke proyek lainnya, gw gak bisa bayangin.

Nyatanya, bekerja di media harusnya akan menciptakan jenjang karir yang lebih baik, kecakapan diri, ruang bersosialisasi yang lebih luas dan kesempatan lainnya yang lebih besar daripada saat ini. Namun semuanya memang tergantung dari kemampuan diri sendir yang bisa mengembangkan potensi diri atau tidak.
Tapi... ahh sudahlah.


Ngomong-ngomong, lain cerita-lain pikiran, tentang pilihan lainnya dari aspek yang juga berbeda. Ya bisa dibilang kehidupan percintaan, tetapi tidak tepat juga kalau disebut 'cinta', namun tidak tahu juga harus menyebutnya dengan kata pengganti apa. Tuh kan baru bahas begini aja udah galau :p .

Seharusnya saat itu gw bisa memilih untuk mendekati atau menjauhi gejolak yang sedang dialami hati. Sebenarnya logika sudah tahu betul jawabannya, tetapi seperti biasa ego lah yang lebih dominan. Diawali dari hal yang kecil dan bermetamorfosis menjadi hal yang besar, berjalan seperti biasa sampai akhirnya kotak Pandora itu dibuka dan meninggalkan bekas yang dalam..




It felt like I have known you since the first time I saw you. 



We don't pick who we fall in love with and it never happens like it should. 
-love Rosie-


Jika saja saat itu gw sudah pergi dari tempat ini mungkin 'dia' tidak akan pernah ada dalam kisah hidup ini. Tetapi bagaimanapun yang telah terjadi gw tidak bisa bilang menyesal. Hati ini menolak untuk menyesal. Tidak menyesal karena telah mengenal 'dia'. Setidaknya penasaran itu terobati, seperti niat dan keinginan gw pada awalnya. Dimana sepanjang perjalanan niat itu melenceng kemana-mana dari sekedar penasaran dan dibiarkan mengalir dan akhirnya dibiarkan berkembang begitu saja. Berakhir seperti yang sudah gw sangat sadari sedari awal, sudah bisa diprediksi dan tangan ini sudah siap menyambut resikonya. Tetapi tidak belum dengan sang Hati.

Bahkan hubungan itu berakhir sebelum benar-benar dimulai.



I have loved you for no reason but I will forget you for many reasons.

-AIS-

We met for a reason, either you are a blessing or a lesson.
and I take you as a lesson :)



Jika diambil kesimpulan, sepertinya pilihan-pilihan yang telah dibuat ini tidak ada yang tepat :D . Tetapi tak apa lah, karena orang bijak mengatakan "segala sesuatu itu, sepahit dan setidak menyenangkan apapun selalu ada hikmah yang bisa dipetik, tergantung dengan cara apa kita memandangnya dan bagaimana kita menyikapinya."

Kalau boleh gw memberikan sedikit saran, dalam mengahadapi pilihan berbijaksanalah dengan hati, pikiran jiwa dan raga kalian. Dua macam pilihan yang harus dipikirkan dengan sangat hati-hati yaitu tentang pekerjaan dan jodoh, karena hampir dari separuh hidup kita akan menghabiskan waktu dengan kedua hal tersebut. Tidak perlu menyesal terlalu lama dengan apa yang sudah terjadi, belajar saja dari yang sudah lewat. Karena akhirnya seburuk dan sepahit apapun semuanya juga akan menjadi baik-baik saja pada waktu yang sudah ditentukan. Memang sampai kapanpun pilihan itu akan selalu ada dalam hidup. Tidak hanya sekedar satu, dua bahkan atau ratusan pilihan dalam satu waktu.

Secepatnya pilihan-pilihan itu harus diciptakan lagi. Gw ingin segara bisa memilih lagi.




Every sinner has a future and every saint has a past.



Failure is a delay success if we learn from it.





ps: jika kamu membaca ini (kemungkinannya kecil sekali) ingat aku selalu ingin melihat kamu bahagia dan tidak pernah kesepian lagi :) 

...and I will miss you everyday


"Hope is always there for them who pray and try"

Share:

1 comment :