25 Maret 2016 terjadilah piknik lainnya ke pulau seribu bersama sahabat gw dan teman-teman kantornya. Ya gw sih seperti biasa nebeng rombongan piknik orang lain dan diasikin aja. Seperti biasa kalau piknik ke Pulau seribu paling hanya memakan 2 hari 1 malam dan pilihan kali ini jatuh ke Pulau Harapan, dengan alasan karena peserta piknik rata-rata para jomblos yang tidak pernah putus harapan. haha
Malam sebelumnya tanggal 24 Maret, gw memang sudah berencana setelah pulang dari kantor untuk menginap di kos Putri, agar perjalanan pagi hari ke Pelabuhan Muara Angke bisa dilakukan bersama-sama. Setelah shalat Subuh hari itu, tanpa mandi untuk efisiensi air dan waktu (alias malas) karena malamnya sebelum tidur sudah mandi, kami janjian dengan salah satu teman kantornya Putri di 711 daerah Benhil. Mereka saling memanggil nama de,ngan sebutan "Jon" yang samapai sekarang gw mash gak paham artinya apa. Lalu dengan menggunakan Uber kami menjemput teman lainnya di daerah Sarinah. Nah temannya yang satu lagi ini namanya Erick, seorang cowok ganteng yang merupakan teman dekatnya Putri, tetapi sayang kalau lagi makan bikin ilfeel karena gak bisa mingkem. Erick ini punya nama asli kalau gak salah Furqon, gw juga gak paham darimana panggilan Erick ini bisa muncul. Sejauh yang gw kenal dia sangat care dengan Putri (otomatis jadi care sama gw juga) baik dan bisa diandalkan untuk melindungi kita wanita-wanita yang rapuh (hatinya) hehe.
Kira-kira sekitar pukul 08.00 WIB kami sudah sampai di Angke dan menunggu rombongan lainnya serta kejelasan bisa naik kapal jam berapa. Kalau tidak salah saat itu kami totalnya lebih dari sepuluh orang yang terdiri dari teman-teman kantornya Putri dan temannya itu membawa teman lagi. Karena anggota kita banyak jadi seingat gw jumlah biaya piknik ini tidak terlalu mahal dan relatif lebih murah. Kurang tahu saat itu kami menggunakan jasa trip darimana dan juga gw gak perlu mikirin karena gw hanya anggota piknik yang tinggal terima jadi.
Kebetulan gw baru pertama kali ke Pulau Seribu menggunakan Kapal Kelotok macam ini. Ternyata seru juga, terlalu seru malah. Untuk sampai ke kapal tujuan, kami harus menyeberang di antara kapal-kapal. Lompatan dari penyeberangan yang dilakukan juga cukup jauh, hal ini cukup sulit buat orang yang careless dan clumsy macam gw, apalagi gw sedikit takut dengan ketinggian. Jadilah si Eric yang rajin menolong kita, lebih banyak menolong Putri sebenarnya, karena walaupun begini-begini juga kan gw ingin terlihat strong.
Setelah sampai di kapal tujuan kami langsung mencari best spot untuk ngampar, karena kapal ini tidak menyediakan tempat duduk, kami semua lesehan di dalam kapal. Kapal ini dua tingkat, saat itu kami menempati deck yang atas.
Malam sebelumnya tanggal 24 Maret, gw memang sudah berencana setelah pulang dari kantor untuk menginap di kos Putri, agar perjalanan pagi hari ke Pelabuhan Muara Angke bisa dilakukan bersama-sama. Setelah shalat Subuh hari itu, tanpa mandi untuk efisiensi air dan waktu (alias malas) karena malamnya sebelum tidur sudah mandi, kami janjian dengan salah satu teman kantornya Putri di 711 daerah Benhil. Mereka saling memanggil nama de,ngan sebutan "Jon" yang samapai sekarang gw mash gak paham artinya apa. Lalu dengan menggunakan Uber kami menjemput teman lainnya di daerah Sarinah. Nah temannya yang satu lagi ini namanya Erick, seorang cowok ganteng yang merupakan teman dekatnya Putri, tetapi sayang kalau lagi makan bikin ilfeel karena gak bisa mingkem. Erick ini punya nama asli kalau gak salah Furqon, gw juga gak paham darimana panggilan Erick ini bisa muncul. Sejauh yang gw kenal dia sangat care dengan Putri (otomatis jadi care sama gw juga) baik dan bisa diandalkan untuk melindungi kita wanita-wanita yang rapuh (hatinya) hehe.
Kira-kira sekitar pukul 08.00 WIB kami sudah sampai di Angke dan menunggu rombongan lainnya serta kejelasan bisa naik kapal jam berapa. Kalau tidak salah saat itu kami totalnya lebih dari sepuluh orang yang terdiri dari teman-teman kantornya Putri dan temannya itu membawa teman lagi. Karena anggota kita banyak jadi seingat gw jumlah biaya piknik ini tidak terlalu mahal dan relatif lebih murah. Kurang tahu saat itu kami menggunakan jasa trip darimana dan juga gw gak perlu mikirin karena gw hanya anggota piknik yang tinggal terima jadi.
Kebetulan gw baru pertama kali ke Pulau Seribu menggunakan Kapal Kelotok macam ini. Ternyata seru juga, terlalu seru malah. Untuk sampai ke kapal tujuan, kami harus menyeberang di antara kapal-kapal. Lompatan dari penyeberangan yang dilakukan juga cukup jauh, hal ini cukup sulit buat orang yang careless dan clumsy macam gw, apalagi gw sedikit takut dengan ketinggian. Jadilah si Eric yang rajin menolong kita, lebih banyak menolong Putri sebenarnya, karena walaupun begini-begini juga kan gw ingin terlihat strong.
Setelah sampai di kapal tujuan kami langsung mencari best spot untuk ngampar, karena kapal ini tidak menyediakan tempat duduk, kami semua lesehan di dalam kapal. Kapal ini dua tingkat, saat itu kami menempati deck yang atas.
Jadi Sarden Kaleng |
TKI Siap Dikirim |
Kami hanya tidur-tiduran, mendengarkan musik atau mengobrol dengan teman-teman selama perjalanan. Kurang lebih untuk sampai ke Pulau Harapan menggunakan kapal kelotok membutuhkan waktu sekitar 3-3.5 jam. Setibanya di Pulau kami langsung bahagia karena mendapatkan Vitamin Sea dan disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata.
Disambut oleh Luasnya Laut |
Selama di sana kami menginap di rumah penduduk yang dimana SIM card gw dari provider Halo tidak bisa mendapatkan signal 2G, 3G dan 4G sama sekali (masalah penting abad ini), harus ke pinggir laut atau saat snorkeling baru kami mendapatkan signal. Rumahnya cukup nyaman, terdiri dari dua kamar ber-AC, dua toilet dan satu ruang tamu serta ruang TV/ruang makan. Sesampainya di rumah penduduk (tentu saja pemilik rumah aslinya ngungsi dulu) kami langsung disajikan makanan yang sangat enak menurut gw. Ikan besar-besar yang dibumbu kuning, ikannya masih segar banget, lalu ada sayur-sayuran dan buah-buahan. Kami di sana juga tidak perlu repot mencuci piring, kalau sudah selesai cukup diletakkan di teras rumah dan akan diambil oleh yang bertugas.
Setelah berisitirahat sejenak lalu mengatur pembagian kamar dan merapihkan barang-barang, kami langsung menuju laut untuk snorkeling di beberapa pulau. Walaupun ini pengalaman snorkeling pertama gw tidak merasa takut karena gw juga memang cinta pantai, laut dan air daripada harus ke pegunungan yang berada di dataran tinggi dan dingin. Gw punya satu tips jitu, kalau lagi snorkeling jauhilah tipe teman yang gampang panik di dalam air, kalau dekat-dekat niscaya snorkeling kita akan jauh dari kata damai. Gw gak paham apa yang harus dipanikin, karena kan kita sudah tahu kalau mau snorkeling dan itu pilihan kita sendiri bukan paksaan dari orang lain, jadi kita seharusnya sudah mempersiapkan mental dan tidak usah panik, juga tidak usah takut tenggelam karena menggunakan pelampung dan tabung oksigen, InsyaAllah semua aman kalau sebelumnya kita sudah berdoa dan mengecek keamanan peralatan.
Begitu perahu berlayar, semilir angin yang menerpa muka terasa sejuk sekali, walaupun matahari sangat menyengat, tetapi gw sangat menikmati perjalanan di perahu saat itu. Lalu kami sampai di pulau pertama (yang gw lupa namanya) lalu kami langsung memakai peralatan snorkeling dan nyebuuuuur. Melihat pemandangan bawah laut, ikan-ikan yang cantik, terumbu karang yang indah serta mencicipi asinnya air laut. Wajar aja kakak ke-2 gw sangat kecanduan snorkeling. ternyata rasanya emang bikin candu. Laut itu candu. Gw langsung berenang agak menjauhi kawan-kawan lain agar bisa menikmati momen itu sebaik-baiknya. Sampai diteriakin anak ilang sama yang lain karena sendirian saja. Tetapi kalau ada momen foto-foto langsung join gak mau ketinggalan dong.
Setelah puas main di Pulau pertama kami menaiki perahu lagi dan melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya. Agenda di pulau ke-2 tidak berbeda jauh dengan di pulau pertama. Lalu di pulau ketiga, yang kalau tidak salah namanya Pulau Gosong, di sana kami boleh melepaskan pelampung karena lautnya cukup dangkal dan didasari oleh pasir putih yang halus. Cantik sekali.
Sangat disayangkan karena sampai saat ini gw belum menerima hasil dari foto-foto underwater. Maklum aja Putri sibuk banget sampai-sampai gak sempet cuma buat copy file foto dari teman-temanya. Seharusnya di sini bisa menampilkan hasil foto-foto dari terumbu karang dan gaya-gaya norak gw dari dalam air. hehe.
Setelah puas ber-snorkeling-ria kami melakukan pemberhentian di sebuah Pulau peristirahatan yang sudah ramai oleh wisatawan lainnya. Di Pulau tersebut kami disuguhkan aneka makanan yang bisa dibeli, seperti jagung bakar, aneka pop mie dan aneka gorengan yang mungkin karena kami capek dan lapar jadi semua rasanya enak di lidah.
Landscape di Pulau Peristirahatan |
Sekitar 1-1.5 jam di Pulau tersebut, yang sebagian besar waktunya kami habiskan untuk berfoto dan bermain ayunan, akhirnya kami kembali lagi ke perahu untuk segera pulang ke rumah penduduk. Malam itu ada agenda kami adalah makan malam fresh seafood di tepi pantai. Sesampainya di rumah kami langsung mandi secara bergiliran, karena kalau mandinya ramai-ramai niscaya tidak akan selesai-selesai mandinya. Lalu kami beristirahat di kamar dan menunggu hingga waktu makan malam tiba. Karena gw pelor parah waktu beristirahat di kamar itu gw jadikan waktu tidur juga, lalu gw dibangunin putri dan entah kenapa gw bangun dengan kaget dan akhirnya ditertawai hampir semua orang di rumah. Setelah menikmati makan malam gw dan Putri ingin kembali duluan ke rumah, tetapi di perjalanan pulang kami nyasar, mana cuma berdua dan suasana cukup gelap. Cukup lama kita mutar-mutar di pemukiman mencari jalan pulang, kembali lagi ke jalan awal, lalu masih saja nyasar, akhirnya setelah beberapa saat kami bertemu anggota piknik yang lain, jadilah kami selamat serta damai sentosa sampai rumah dalam keadaan utuh.
Esok paginya, 26 Maret, agenda kami setelah sarapan adalah ke penangkaran penyu di Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Cukup berjalan kaki selama 20 menit dari rumah dan sampai lah kami di sana.
Saat melihat penyu-penyu yang lucu ini tentu saja gw menjadi gemas dan ingin menggendong. Tetapi gw baru tahu setelahnya dari artikel di internet bahwa sebaiknya Penyu itu tidak tersentuh panas tangan dari manusia. Jadi maafin ya Penyu yang udh gw gendong jika merasa tidak nyaman.
Selesai bermain dan berfoto di Penangkaran Penyu kami kembali ke rumah penduduk dan segera mengambil barang-barang yang sudah dirapihkan sebelumnya lalu mengantri untuk menaiki kapal, dan pulang ke habitat masing-masing.
Saat itu gw sudah tidak sabar untuk segera pulang, karena malam harinya akan bertemu dengan orang yang selama itu sudah sangat ingin gw temui.
Adios!