Daripada melakukan kegiatan olahraga yang harus melayang-layang di udara seperti flying fox, paralayang, bungee jumping, gw lebih memilih olahraga di air seperti rafting, snorkeling, kano dan renang. Gw memilih aman karena gw gak bisa terbang, tapi bisa berenang, yah walaupun cuma gaya katak sih. Untuk kedua kalinya gw melakukan rafting, kali ini bersama teman-teman kampus. Setelah rafting yang pertama, perasaan gw memang masih nagih pengen lagi, mungkin karena belum jatuh ke jeram jadi belum berasa.
Lokasinya masih sama di sungai sekitaran kota Sukabumi, Sungai Citatih namanya. Direncanakan dalam waktu yang cukup lama, karena cukup sulit untuk ngumpulin masa nya. Seperti biasa selalu gw yang aktif untuk mengajak anak-anak di grup Whatsapp. Akhirnya hanya terkumpul sekitar 11 orang dan itu juga sudah ditambah oleh saudaranya teman-teman. Memang makin ke sini makin susah kumpul kalau ada kegiatan.
Kami berangkat dari Sabtu malam hari, kumpul jam 21.00 di daerah sekitar Ciputat, berangkat jam 23.30 (iya kelamaan ngaretnya kalau janjian) lalu menuju Sukabumi via Parung, yang pada saat itu bukan main macetnya dan sekitar jam 04.00 subuh kami baru tiba di lokasi. Rencana awal kami akan check-in di sebuah hotel daerah sana sampai jam 08.00. Tetapi karena lama waktu untuk menempati hotel hanya akan sebentar jadilah kami tidur-tiduran di mushalla dan mobil saja.
Saat itu kami menggunakan provider rafting dari Niagara yang merupakan rekomendasi dari teman. Secara keseluruhan provider ini memuaskan, kami juga mendapatkan harga spesial dan saat pelunasan pembayaran di tempat, kami mendapatkan potongan harga lagi. Setelah sarapan di meeting point (juga setelah melalui beberapa drama pagi hari, sampai ada teman yang meneteskan air mata, maklum mulut kami silet semua. hehe), kami berangkat menggunakan angkutan kecil ke lokasi rafting. Seperti biasa perjalanannya pasti melalui jalan kecil dan sangat bergelombang alias masih bebatuan.
Sesampainya di sana kami memilih pelampung, helm dan dayung lalu kami berkumpul dan mendengarkan dengan seksama petunjuk keamanan dari provider. Lalu turun ke sungai melalui tangga yang cukup curam, seperti biasa ya karena gw takut kalau liat pemandangan dari atas jadilah gw turung tangga pelan-pelan dan membuat antrian yang cukup panjang ke belakang. Karena grup kami yang bermain rafting hanya 10 orang, jadilah kami dibagi dua boat. Gw lupa siapa nama ranger kami, gw sih manggilnya bang ganteng, ya biar asik aja.
Rafting yang kami pilih waktu itu yang sejauh 25km ditempuh selama kurang lebih 2.5 jam dan sudah ternasuk waktu istirahat di sungai. Awal rafting dimulai semua terasa baik-baik saja dan menyenangkan, bahkan kami diperbolehkan berenang di Sungai. Karena baru pertama berenang di Sungai jadi rasanya enak banget, seperti kembali menjadi anak kecil dan airnya juga terasa dingin dan menyegarkan, tetapi ada satu teman di boat gw yang gak mau ikutan berenang.
Jeram demi jeram kami lalui dengan baik. Satu perkataan ranger yang gw gak lupa "kelompok ini kalau setiap masuk jeram selalu diam ya gak ada yang teriak." Sontak gw langsung spontan ketawa karena memang sepanjang perjalanan kami lebih banyak mengobrol a.k.a curhat dan diam ketakutan saat memasuki Jeram. Jadilah sejak mendengar kalimat itu kami langsung teriak-teriak secara berlebihan. Ya biar abang hepi aja.
Setelah beberapa jeram, gw lupa lagi itu jeram ke berapa dan namanya apa, kami kompak satu boat jatuh ke dalam jeram, hanya dua orang yang bisa bertahan di boat, yaitu ranger dan teman yang paling berisik teriaknya. Saat jatuh ke dalam Jeram, yang gw rasakan itu boat nya terbalik, tetapi kenyataannya tidak. Otomatis gw dan teman-teman lainnya langsung tertarik arus jeram ke dasar sungai dan sukses manghasilkan kaki beserta punggung terantuk-antuk batu. Paling gw takuti saat terbawa arus itu kalau di belakang kami ada batu besar, gak kebayang gimana rasanya kalau nabrak batu besar banget. Saat itu gw sih gak sampe meminum air sungai, berusaha mingkem aja, tetapi air banyak masuk melalui hidung. Perasaan gw waktu terbawa arus dan tenggelam itu sedikit panik tetapi tetap berusaha tenang karena yakin kalau pakai pelampung pasti akan terbawa ke permukaan. Cuma susah saja mempertahankan posisi yang benar jika tenggelam seperti itu, posisi aman supaya kaki dan dengkul tidak terantuk batu di dasar Sungai.
Gw melihat teman-teman terbawa arus ke arah berbeda, gw berusaha naik ke permukaan dan berharap terbawa arus ke aliran sungai yang tenang. Akhirnya gw berhasil memijakkan kaki di atas batu yang terletak di tengah Sungai, di titik itu aliran masih cukup deras dan gw berharap agar segera di selamatkan rescue team atau boat manapun yang lewat. Saat kami jatuh ranger juga cukup panik karena harus segera memutuskan mau menolong yang mana, maka dia menolong yang terbawa arus paling dekat dan terlihat akan memasuki jeram berikutnya. Mungkin kaya gini kali ya sedikit banyak rasanya kalau kita body rafting.
Saat jatuh yang bikin gw panik cuma satu, kacamata gw lepas dr tempatnya, yaitu diantara hidung gw yang besar dan bulat tetapi mancung kalo dari samping. Salah gw sih karena gak pake karet pengaman untuk kacamata. Gw panik karena gak akan bisa melihat dengan jelas dan masih sayang banget sama kacamata ini, jadi gak mau kehilangan gitu rasanya. Akhirnya setelah terombang ambing jeram gw berhasil ketemu lagi sama si kacamata (mungkin seperti ini yang namanya jodoh, sejauh apapun pergi pasti akan tetap bertemu kembali) tetapi ternyata lensa dan frame sudah pada lecet. Hati gw hancur melihatnya.
Kami semua sukses diselamatkan dan kembali ke boat masing-masing. Lalu dengan annoying dan sok manja gw ngebacot ke si abang ranger kenapa kami semua sampai bisa jatuh di Jeram. Ternyata menurut penjelasan ranger saat kita harus dayung maju, kita semua pada diam gak ada yang mendayung. Mungkin kita kena jampi-jampi dari Setan Budeg sampai gak dengar perintah si abang.
Tidak terasa, perjalanan rafting kami memasuki garis finish. Kalau gw ngerasanya belum puas, masih terlalu sebentar dan tidak berasa (kurang berasa apalagi kan sudah nyemplung). Tetapi ada satu teman yang sudah kapok gak mau rafting lagi. hehe kasian trauma karena jatuh sepertinya. Oya, ada juga satu kejadian lucu dari boat sebelah, saat menjalari Sungai kami melihat semacam ritual yang dilakukan kakek-kakek, yaitu dimandikan di Sungai oleh teman-temannya dalam keadaan tanpa busana apapun. Teman gw melihat kejadian itu sampai melongo dan terjatuh dari boat, padahal temen gw itu cowok. Lucunya dia hanya sendiri jatuh dari boat karena terpana oleh pemandangan di tepi sungai dan saat aliran sungai sedang tenang.
Ya beginilah sedikit cerita dari rafting bersama teman-teman kuliah, yang ceritanya mungkin masih berantakan dan lompat-lompat alurnya. Jadi, kapan kita main-main lagi, berikutnya menarik nih ikutan one day trip dari Shine Projects :)
Lokasinya masih sama di sungai sekitaran kota Sukabumi, Sungai Citatih namanya. Direncanakan dalam waktu yang cukup lama, karena cukup sulit untuk ngumpulin masa nya. Seperti biasa selalu gw yang aktif untuk mengajak anak-anak di grup Whatsapp. Akhirnya hanya terkumpul sekitar 11 orang dan itu juga sudah ditambah oleh saudaranya teman-teman. Memang makin ke sini makin susah kumpul kalau ada kegiatan.
Kami berangkat dari Sabtu malam hari, kumpul jam 21.00 di daerah sekitar Ciputat, berangkat jam 23.30 (iya kelamaan ngaretnya kalau janjian) lalu menuju Sukabumi via Parung, yang pada saat itu bukan main macetnya dan sekitar jam 04.00 subuh kami baru tiba di lokasi. Rencana awal kami akan check-in di sebuah hotel daerah sana sampai jam 08.00. Tetapi karena lama waktu untuk menempati hotel hanya akan sebentar jadilah kami tidur-tiduran di mushalla dan mobil saja.
Saat itu kami menggunakan provider rafting dari Niagara yang merupakan rekomendasi dari teman. Secara keseluruhan provider ini memuaskan, kami juga mendapatkan harga spesial dan saat pelunasan pembayaran di tempat, kami mendapatkan potongan harga lagi. Setelah sarapan di meeting point (juga setelah melalui beberapa drama pagi hari, sampai ada teman yang meneteskan air mata, maklum mulut kami silet semua. hehe), kami berangkat menggunakan angkutan kecil ke lokasi rafting. Seperti biasa perjalanannya pasti melalui jalan kecil dan sangat bergelombang alias masih bebatuan.
Sesampainya di sana kami memilih pelampung, helm dan dayung lalu kami berkumpul dan mendengarkan dengan seksama petunjuk keamanan dari provider. Lalu turun ke sungai melalui tangga yang cukup curam, seperti biasa ya karena gw takut kalau liat pemandangan dari atas jadilah gw turung tangga pelan-pelan dan membuat antrian yang cukup panjang ke belakang. Karena grup kami yang bermain rafting hanya 10 orang, jadilah kami dibagi dua boat. Gw lupa siapa nama ranger kami, gw sih manggilnya bang ganteng, ya biar asik aja.
Rafting yang kami pilih waktu itu yang sejauh 25km ditempuh selama kurang lebih 2.5 jam dan sudah ternasuk waktu istirahat di sungai. Awal rafting dimulai semua terasa baik-baik saja dan menyenangkan, bahkan kami diperbolehkan berenang di Sungai. Karena baru pertama berenang di Sungai jadi rasanya enak banget, seperti kembali menjadi anak kecil dan airnya juga terasa dingin dan menyegarkan, tetapi ada satu teman di boat gw yang gak mau ikutan berenang.
Jeram demi jeram kami lalui dengan baik. Satu perkataan ranger yang gw gak lupa "kelompok ini kalau setiap masuk jeram selalu diam ya gak ada yang teriak." Sontak gw langsung spontan ketawa karena memang sepanjang perjalanan kami lebih banyak mengobrol a.k.a curhat dan diam ketakutan saat memasuki Jeram. Jadilah sejak mendengar kalimat itu kami langsung teriak-teriak secara berlebihan. Ya biar abang hepi aja.
Setelah beberapa jeram, gw lupa lagi itu jeram ke berapa dan namanya apa, kami kompak satu boat jatuh ke dalam jeram, hanya dua orang yang bisa bertahan di boat, yaitu ranger dan teman yang paling berisik teriaknya. Saat jatuh ke dalam Jeram, yang gw rasakan itu boat nya terbalik, tetapi kenyataannya tidak. Otomatis gw dan teman-teman lainnya langsung tertarik arus jeram ke dasar sungai dan sukses manghasilkan kaki beserta punggung terantuk-antuk batu. Paling gw takuti saat terbawa arus itu kalau di belakang kami ada batu besar, gak kebayang gimana rasanya kalau nabrak batu besar banget. Saat itu gw sih gak sampe meminum air sungai, berusaha mingkem aja, tetapi air banyak masuk melalui hidung. Perasaan gw waktu terbawa arus dan tenggelam itu sedikit panik tetapi tetap berusaha tenang karena yakin kalau pakai pelampung pasti akan terbawa ke permukaan. Cuma susah saja mempertahankan posisi yang benar jika tenggelam seperti itu, posisi aman supaya kaki dan dengkul tidak terantuk batu di dasar Sungai.
Gw melihat teman-teman terbawa arus ke arah berbeda, gw berusaha naik ke permukaan dan berharap terbawa arus ke aliran sungai yang tenang. Akhirnya gw berhasil memijakkan kaki di atas batu yang terletak di tengah Sungai, di titik itu aliran masih cukup deras dan gw berharap agar segera di selamatkan rescue team atau boat manapun yang lewat. Saat kami jatuh ranger juga cukup panik karena harus segera memutuskan mau menolong yang mana, maka dia menolong yang terbawa arus paling dekat dan terlihat akan memasuki jeram berikutnya. Mungkin kaya gini kali ya sedikit banyak rasanya kalau kita body rafting.
Saat jatuh yang bikin gw panik cuma satu, kacamata gw lepas dr tempatnya, yaitu diantara hidung gw yang besar dan bulat tetapi mancung kalo dari samping. Salah gw sih karena gak pake karet pengaman untuk kacamata. Gw panik karena gak akan bisa melihat dengan jelas dan masih sayang banget sama kacamata ini, jadi gak mau kehilangan gitu rasanya. Akhirnya setelah terombang ambing jeram gw berhasil ketemu lagi sama si kacamata (mungkin seperti ini yang namanya jodoh, sejauh apapun pergi pasti akan tetap bertemu kembali) tetapi ternyata lensa dan frame sudah pada lecet. Hati gw hancur melihatnya.
Kami semua sukses diselamatkan dan kembali ke boat masing-masing. Lalu dengan annoying dan sok manja gw ngebacot ke si abang ranger kenapa kami semua sampai bisa jatuh di Jeram. Ternyata menurut penjelasan ranger saat kita harus dayung maju, kita semua pada diam gak ada yang mendayung. Mungkin kita kena jampi-jampi dari Setan Budeg sampai gak dengar perintah si abang.
Tidak terasa, perjalanan rafting kami memasuki garis finish. Kalau gw ngerasanya belum puas, masih terlalu sebentar dan tidak berasa (kurang berasa apalagi kan sudah nyemplung). Tetapi ada satu teman yang sudah kapok gak mau rafting lagi. hehe kasian trauma karena jatuh sepertinya. Oya, ada juga satu kejadian lucu dari boat sebelah, saat menjalari Sungai kami melihat semacam ritual yang dilakukan kakek-kakek, yaitu dimandikan di Sungai oleh teman-temannya dalam keadaan tanpa busana apapun. Teman gw melihat kejadian itu sampai melongo dan terjatuh dari boat, padahal temen gw itu cowok. Lucunya dia hanya sendiri jatuh dari boat karena terpana oleh pemandangan di tepi sungai dan saat aliran sungai sedang tenang.
Ya beginilah sedikit cerita dari rafting bersama teman-teman kuliah, yang ceritanya mungkin masih berantakan dan lompat-lompat alurnya. Jadi, kapan kita main-main lagi, berikutnya menarik nih ikutan one day trip dari Shine Projects :)
0 comments :
Post a Comment