January 18, 2018

Proses Pembuatan Paspor Indonesia

Rabu, 10 Januari 2018 gw bertolak ke Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara untuk memperpanjang Paspor gw yang udah habis masa berlaku dari tahun 2013. Kasihan ya dari tahun 2013 sudah gak pernah ke luar negeri. hehe.

Proses awal untuk pembuatan paspor ini adalah dengan mengunduh aplikasi 'Paspor Online" di Android atau bisa juga mendaftar melalui web ini. Karena gw mencoba daftar di kantor imigrasi wilayah Jakarta Selatan penuh semua, akhirnya gw mencoba yang di Jakarta Utara, secara juga tidak terlalu jauh dari kantor gw. Akhirnya dapat pada tanggal tersebut pukul 10.00-11.00 untuk ambil nomor antrian di Imigrasi Jakut, gw mendaftar sejak bulan Desember dan dapat nomor antrian untuk di bulan Januari.

Setelah banyak tanya dan browsing sana-sini mengenai kelengkapan dokumen apa saja yang dibutuhkan, akhirnya terkumpul dokumen sebagai berikut:
1. Kartu Keluarga (asli dan 1 lembar fotokopi)
2. Ijazah SMA/Kuliah (asli dan 1 lembar fotokopi)
3. Akte Kelahiran (asli dan 1 lembar fotokopi)
4. Paspor lama (asli dan 1 lembar fotokopi) khusus untuk perpanjangan
5. KTP (asli dan 1 lembar fotokopi)

Saat mendaftar di aplikasi online kalian akan mendapatkan jadwal dalam bentuk dokumen PDF. Jika kalian ke imigrasi Jakut gw sarankan untuk print lembar tersebut (ya pembuatan paspor ini memang tidak go green dan paperless). Walaupun ada barcode, tetapi ternyata barcode tersebut tidak bisa di scan. Kalian juga bisa print  di kantor Imigrasi, tetapi harus sabar mengantri lagi.

Gw juga sarankan kalau sudah mendapatkan jam antrian melalui aplikasi, kalian tidak perlu datang terlalu cepat ke Imigrasi, cukup datang 15 menit sebelumnya. Sebaiknya kalian juga sudah menduplikat semua dokumen-dokumen yang dibutuhkan, agar tidak perlu capek naik ke kios fotokopi di lantai 3 dan juga siapkan pulpen hitam. Tepat pukul 10.00 petugas kemanan Imigrasi mengumumkan "Yang dapat antrian jam 10.00 silahkan ambil nomor antrian ke depan sini". Gw dapat antrian ke-5 waktu itu karena lagi bengong saat diumumkan jadi gak gesit. Lalu gw menunggu nomor gw dipanggil, cukup lama sekitar 40 menit. Oya, di tempat menunggu juga disediakan 1 unit televisi berwarna yang menayangkan acara Just for Laughs, hiburang bagi yang mengantri dan tidak bete karena bisa ketawa nonton acara tersebut.






Akhirnya nomor gw dipanggil juga dan semua kelengkapan dokumun yang di fotokopi gw berikan ke petugas di Imigrasi, lalu dokumen asli nya di cek (hanya di cek saja, tidak diambil). Lalu karena nama gw di akte dan KTP dan paspor lama berbeda, gw diminta untuk mengisi form penggantian nama dan membeli materai di kios fotokopi di lantai 3. Selanjutnya gw ditanya lagi "oooh lahirnya di luar negeri ya di Jeddah?" "iya mba nya, ada apa emang mbak?" respon gw. "Ibu pernah daftar di catatan sipil Indonesia tidak kalau lahir di luar negeri?" "Ya nggak pernah mba, saya gak tau kalau harus seperti itu" jawab gw. Lalu si petugas bertanya lagi "kalau paspor Arab punya gak?" "Ya nggak punya juga mba." Dalem hati gw berkata yailah mba Arab Saudi kan setau gw adalah salah satu negara yang menganut Ius Sanguinis, dimana anak yang dilahirkan menganut kewarganegaraan orang tua kandung. "Kalau ijazah SMA bawa gak?" "Yah gak bawa mba cuma yang Ijazah S-1" jawab gw sambil senyum manis-manis. "Yaudah gpp bu tapi sebaiknya nanti didaftarkan ke catatan sipil Indonesia ya mengenai ini" kata mba Imigrasi dengan ramah, ya gw iya-iyain saja lah biar cepat.


Setelah si mba memeriksa dokumen gw lagi, gw diberikan nomor antrian untuk wawancara dan foto, dan disuruh melengkapi formulir lain yang ternyata belum gw isi. Formulir biasa untuk mengisi data-data pribadi kita. Nah, waktu menunggu untuk dipanggil foto ini lama sekali, sekitar dua jam. Entah kebetulan karena saat itu memang sedang ada gangguan teknis/sistem komputer, atau memang biasanya lama seperti ini. Pengalaman kakak gw sih bikin paspor di daerah Mampang cuma 30 menit langsung beres. 

Akhirnya karena tahu akan lama prosesnya, gw jalan keluar untuk cari makan siang atau pengganjal saja. Jadilah gw beli gorengan pakai bumbu kacang, dan rasanya keasinan jadi gw gak suka lalu gw nangis di pojokan.

Setelah beberapa saat gw balik lagi ke Imigrasi (gorengan gw abisin sambil jalan balik ke imigrasi, tapi sebenarnya gak baik ya makan sambil jalan. hehe) dan menunggu sambil mendengarkan musik dari handphone menggunakan earphone. Kira-kira 2 jam waktu sudah berlalu sia-sia dan dengan penantian panjang yang cukup menguji kesabaran, akhirnya nama gw dipanggil untuk masuk ke loket 3. 

Loket ini berada di dalam ruangan kaca di belakang meja tempat gw menyerahkan dokumen pertama. Di dalam loket (bentuknya bukan loket sih cuma meja kerja biasa yang ada komputer, alat perekam sidik jari, kamera SLR, kalender dan banyak dokumen) si mba petugas mempersilahkan gw untuk duduk lalu memeriksa dokumen dan menginstruksikan untuk merekam sidik jari gw di alat yang sudah tersedia di meja. Lalu gw diminta untuk membenarkan posisi duduk untuk diambil foto. Dari pagi make up gw udah on karena tau bakal difoto, gak mau kan kalau foto paspor nya gak bagus (ntar dikira imigran gelap terus ribet di imigrasi), hh tapi kayanya pas fotokerudung gw agak berantakan. Ah sudahlah.


Selanjutnya petugas mencetak satu lembar dokumen sambil berkata "silahkan diperiksa apakah sudah benar ejaaan dan keterangannya lalu tanda tangan di sini" sambil menyodorkan pulpen hitam. Gw baca, teliti, cermati (ah lebay) dan tanda tangan. Setelahnya gw diberikan secarik kertas untuk pembayaran melalui bank mana saja, gw pilih bank BCA karena gw punya rekening di sana, jadi gak perlu antri di teller. Lalu ada tulisan di kertas tersebut bahwa Paspor gw bisa diambil 4 hari setelah pembayaran. Sebenarnya sih tulisan aslinya tiga hari, tetapi angka tiga dicoret dan diganti menjadi angka empat menggunakan spidol.

Karena petugas hanya memberikan kertas tersebut sambil berkata 'silahkan melakukan pembayaran di bank mana saja." Jadilah gw banyak tanya lagi "ooh di bank mana aja bisa mba, no rekeningnya mana ya? cara ambil paspornya gimana ya mba" karena saat gw baca sekilas di kertas tersebut tidak ada penjelasan tata cara pengambilan paspor. Yang agak bikin bete sih petugas imigrasi yang di meja ini ngelayanin gw sambil ngobrol-ngobrol agak keras sama rekan di belakangnya, gak ngeh sih ngobrolin urusan pribadi apa kerjaan. Sayang banget aja sikap petugas ini seperti itu padahal lagi ada masyarakat di depannya yang sedang dilayani. Gak dilayani sepenuh hati deh gw. Gpp lah yang penting gw bisa punya paspor.

Lalu cuss-lah gw ke Bank BCA di samping Imigrasi dan cara mentransfer uangnya dipandu sedikit oleh security BCA yang baik hati. Ternyata kita melakukan pembayaran ke rekening Pajak Negara, ada pilihannya di menu Bayar.

Akhirnya 16 Januari tiba juga dan itu artinya sudah empat hari kerja berlalu dari tanggal pembayaran. Gw kembali ke kantor imigrasi dan berharap proses pengambilan cepat selesai karena gw harus kembali bekerja ke kantor. Kebetulan pada saat proses awal perpanjangan paspor, gw yang niatnya cuma izin setengah hari jadi terpaksa cuti satu hari, karena proses nya memakan waktu hampir seharian (baru selesai jam 14.00). Alhamdulillah sesuai harapan proses pengambilan paspor cepat sekali. Gw datang sesuai jam yang sudah ditentukan, menaruh resi bukti pengambilan paspor di loket dan menunggu nama gw dipanggil petugas. Tidak sampai 5 menit gw dipanggil dan voila jadilah paspor baru gw dengan foto yang kece! hehe.


Suasana Imigrasi saat gw mengambil paspor, ramai banget!

Pada saat tulisan ini dibuat gw belum tau mau pergi ke negara mana, cuma bikin-bikin aja, antisipasi agar kalau kapan mau melancong bisa langsung cuss. Jadi tunggu aja ya kelanjutan cerita gw akan traveling ke negara mana.
Share:

0 comments :

Post a Comment